peluang usaha

Senin, 12 September 2011

Sebening Mata Kemuning

Senja mulai turun diantara matahari yang mengabur di balik awan. Namun mata kemuning masih saja terlihat bening menghiasi wajah cerianya. “Hai, Ning..!! Yuk pulang bareng aku..!!” Kemuning dikejutkan oleh sapaan dan ajakan temannya Desi dan langsung ditanggapinya dengan senyum renyah dan menjawab,”Hai, Des, yuk, dengan senang hati”
Siapa yang menyangka bahwa Kemuning yang cantik, selalu ceria, cerdas serta punya banyak teman itu adalah anak seorang pembantu rumah tangga yang ditinggal pergi ibunya yang kini tidak pernah kembali lagi dan tidak diketahui keberadaannya. Kemuning tinggal dirumah majikan orang tuanya dulu. Mereka telah menganggap Kemuning sebagai anak mereka sendiri. Mereka juga memiliki seorang anak yang seumuran dengan Kemuning, bernama Santi.

Sore itu, setiba dirumah, seperti biasanya Kemuning mengucapkan salam dan menyapa kedua orang tua angkatnya serta Santi yang juga sedang duduk bersantai di ruang keluarga. Papa Mama menyambut kedatangan Kemuning sambil mencium pipi Kemuning. “Kenapa pulangnya telat, Sayang..??” Tanya Mama. “HMmm,, iya nih, Ma.. Kemuning belajar bareng teman tadi ngerjain tugas kuliah”. Jawab Kemuning santai. Tapi Santi langsung menimpali jawaban Kemuning dengan berkata, “Ah, Mama terlalu percaya sama Kemuning, padahal Kemuning asik jalan sama pacarnya tuh, Ma..!!” Santi terlihat memandang Kemuning sambil memicingkan matanya. Mendengar perkataan Santi, Mama segera melerai, “Hush, kamu Santi, kalo ngomong itu jangan sembarangan dong..!!” Kemuning langsung meninggalkan mereka dan menuju ke kamarnya.

Santi dan Kemuning adalah mahasiswi di salah satu universitas negeri di Jakarta. Mereka satu fakultas, yaitu di fakultas ekonomi akuntansi, dan juga satu kelas. Meskipun begitu, Santi tidak pernah mau mengaku bahwa Kemuning adalah saudaranya. Santi juga tidak pernah mau berangkat ke kampus sekalian dengan Kemuning. Kemuning tidak mempersoalkan hal tersebut. Dia sangat menyadari posisi dan keberadaannya sebagai anak angkat di keluarga itu. Dia tetap terlihat sederhana dan menolak ketika ditawarkan pakaian, perhiasan atau fasilitas mewah lainnya oleh orang tua angkatnya. Tapi hal tersebut justru bukan penghalang baginya dalam pergaulan. Sifatnya yang ramah, baik dan cerdas itu membuat Kemuning mudah diterima di lingkungan kampus dan mendapat banyak teman. Satu hal yang paling menonjol dari Kemuning adalah matanya yang bening. Seakan dari matanya dapat kita temukan kedamaian dan ketulusan jiwa dari seorang Kemuning. Hal itu pula yang menjadikan Kemuning banyak disukai oleh cowok-cowok di kampusnya. Termasuk cowok yang paling popular di kampus itu, Ferdi, yang juga menyukai Kemuning.

Pada minggu terakhir di bulan ini, perkuliahan disibukkan oleh kegiatan baksos bertemakan “Peduli Lingkungan dan Anak Jalanan”. Berbagai lomba diadakan di kampus dan hadiah untuk pemenangnya akan disumbangkan untuk acara baksos tersebut. Kemuning tampak sibuk menyusun proposal untuk kegiatan tersebut dan dibantu oleh beberapa temannya termasuk Ferdi sebagai ketua panitia. Semuanya tampak sibuk dan serius bekerja agar tercapainya tujuan acara baksos seperti yang telah direncanakan.
Dalam kegiatan itulah Kemuning semakin dekat dengan Ferdi. Ketika pidato penutupan acara, Ferdi menyebutkan Kemuning dan sangat mengapresiasikan hasil kerja Kemuning sebagai pencetus acara tersebut diadakan serta sebagai seorang yang sangat berpartisipasi demi kelancaran acara tersebut. Dan ternyata hal ini menimbulkan kemarahan besar Santi terhadap Kemuning. Kemarahannya kian menjadi-jadi ketika dia mendapati kata-kata cinta dari Ferdi yang tertulis di atas kertas putih yang terselip di dalam buku Kemuning yang dipinjam oleh Santi. Di secarik kertas itu tertulis, “Kemuning, setiap hari aku selalu merindukan matamu yang bening” dan di bagian bawah kertas itu terdapat nama Ferdi. Wajah Santi langsung memerah seketika. Dengan langkah cepat dia menuju ke kamar Kemuning yang sedang beristirahat tenang. “Dasar cewek gak tau diri..!! Santi membentak Kemuning sambil melempar buku yang berisi kertas dari ferdi tersebut. Kemuning menegaskan bahwa dia tidak tahu tentang surat itu dan diantara mereka tidak ada hubungan special seperti yang dipikirkan oleh Santi. Padahal, sebenarnya Kemuning juga menyukai Ferdi, namun dia tidak pernah memberikan harapan dan menjalin hubungan lebih jauh dengan Ferdi karena dia mengetahui bahwa Santi sangat menyukai Ferdi yang menjadi idola bagi cewek-cewek di kampus mereka.

Siang itu terasa begitu menyengat. Weekend kali ini Kemuning memilih untuk tinggal di rumah saja dan beristirahat, karena kegiatan baksos kemarin cukup membuatnya lelah. Sementara Mama, Papa dan Santi menghabiskan waktu libur mereka dengan jalan-jalan. Tapi tidak searah, Santi lebih memilih bepergian bersama teman-temannya. Dua jam kemudian, telepon rumah bordering dan sesaat kemudian Kemuning sangat terperanjat ketika mendengar bahwa Santi mengalami kecelakaan parah dan sekarang sudah berada di rumah sakit. Tanpa berpikir panjang, Kemuning langsung menghubungi Mama dan Papa memberitahukan hal tersebut. Lalu dia pun langsung menuju ke rumah sakit.

Santi mengalami kecelakaan parah dan kata dokter mata Santi kemungkinan besar mengalami kebutaan akibat pecahan kaca mobil yang masuk ke matanya. Mama dan Papa sangat shock dengan kejadian itu. Apalagi ketika melihat Santi yang tersadar dan berteriak ketika mengetahui bahwa matanya sudah tidak berfungsi lagi. Namun, keesokan harinya dokter membawakan kabar gembira bahwa ada seseorang yang bersedia mendonorkan sepasang matanya kepada Santi. “Siapa orang itu, Dok..??” Tanya Mama yang kini matanya terlihat berkaca-kaca tak tahan menahan kegembiraannya. Dokter menjawab, “ Dia seorang perempuan, hari ini dia akan mendonorkan mata indahnya untuk Santi. Tapi dia menolak untuk memberitahukan identitasnya” Jawaban dokter membuat mereka sangat penasaran. Mereka berniat akan memberikan hadiah kepada orang tersebut jika memang benar-benar seorang perempuan yang dimaksudkan dokter tadi akan rela mendonorkan matanya kepada Santi anak mereka.

Akhirnya operasi pun berjalan dengan baik dan Santi mampu melihat lagi. Santi menginginkan agar dokter mempertemukannya dengan pendonor mata tersebut. “Sungguh mata yang sangat indah, Ma, Pa” !! Kata Santi sambil memperhatikan matanya di cermin. Lalu seakan larut dalam kebahagiaan itu, mereka pun lupa akan Kemuning. “Ma, ngomong-ngomong Kemuning mana ya? Kenapa dia tidak ke rumah sakit hari ini?” Tanya Papa dengan wajah keheranan. Sedangkan Santi masih asik memandangi mata barunya yang dia rasa lebih indah dari mata aslinya yang dulu.
Sesaat kemudian, dokter masuk dan membawa surat untuk Santi. “Ini surat dari seseorang yang telah mendonorkan matanya untukmu, Santi” Kata dokter pelan sambil menyerahkan surat dari sosok yang masih misterius itu. Santi terlihat mengernyitkan keningnya dan langsung membaca isi surat tersebut. Betapa terkejutnya Santi ketika mengetahui bahwa orang yang telah mendonorkan mata kepadanya ternyata dia adalah KEMUNING..!! Di surat itu Kemuning menuliskan permintaan maafnya kepada Santi. Semoga sepasang mata bening yang kupersembahkan untukmu mampu membuat segala kesalahanku termaafkan dan menuai senyum bahagia di hari-harimu, Santi. Kemuning mengakhiri kata-katanya. Tiba-tiba Santi meneteskan airmata dan dia menyesali akan semua sikapnya selama ini kepada Kemuning. Papa dan Mama hanya bisa berpelukan sambil menangis terharu. Kini Kemuning bukanlah gadis yang memiliki mata bening. Dia hanyalah seorang gadis buta yang berhati mulia. Subhanallah.


by Ainul Mardhiah Nurdin

0 comments:

Posting Komentar